Selasa, 22 Mei 2012

HMI Mpo Mataram laksanakan LK II dan SC

SUARA PEMEBEBASAN
Mataram, 20 April 2012

Latihan Kader II (Intermediate Training) kembali akan diselenggarakan oleh HMI Cabang MATARAM. menurut ketua panitia pelaksana kegiatan LK II ini akan dilaksanakan pada tanggal 24 April - 03 mei 2012 di pondok pesantren Al Manaar Ampenan Mataram.Kali ini LK II mengambil tema: Reformulasi gerakan HMI dalam mewujudkan masyarakat yang berperadaban Tema ini dimaksudkan sebagai usaha penguatan intelektualisme HMI secara berkelanjutan, sehingga diharapkan kader-kader HMI terus mampu berbicara banyak di pentas dinamika keummatan dan kebangsaan, di tingkat lokal, nasional, maupun mancanegara.Kami berharap Intermediate Training ini mampu mendorong terbentuknya kader HMI yang berfikir kritis, cerdas, progresif-revolusioner, dan bil-hikmah,” kata Abd. Haris ketua HMI MPO Cabang Mataram. Selain itu pese3rta LK II di harapkan mampu membawa cara pandang baru setelah mengikuti proses LK II ini, sehingga sepulangnya nanti ada perubahan yang di bawa dimasing-masing komisariat. Di samping LK II HMI Mataram  mengagendakan pelatihan SC (senior course) yang di pandu oleh kanda Ahmad Sahide dan Darwin dari HMI Cabang Jogjakarta. pelatihan SC tahun ini di harapkan akan melahirkan pengader yang mampu mendidikan kader HMI ke arah yang intelektual.

Sikap HMI Mpo Mataram atas kedatangan sby di NTB

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (MPO) CABANG MATARAM
Salam Perjuangan...
Hidup Rakyat Mustadh’afin...

TOLAK KEDATANGAN PRESIDEN SBY DI NTB

Program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia yang di kenal dengan (MP3EI) adalah agenda titipan para Borjuasi Internasional (asing) untuk di jalankan oleh pemerintahan di bawah kendali rezim Indonesia Bersatu demi kepentingan para investor asing tersebut. Hadirnya RI 1 ke tanah NTB pada tanggal 18 Mei 2012 tidak terlepas dari membahas program tersebut di tingkat Regional V (Bali, NTB, NTT). Di sisi lain Wacana pemerintah daerah dalam mengelola pariwisata di Pulau Lombok  ini tidak lepas dari pengaruh kapitalisme, Pemerintah berusaha semaksimal mungkin untuk menggerus potensi pariwisata dan menjualnya kepada turis asing maupun domestik. Proses ‘penjualan’ pariwisata melalui pemberdayaan masyarakat lokal dalam bentuk jasa pelayanan wisata terkadang miris terlihat. Karena ‘pemberdayaan’ ini menempatkan masyarakat lokal sebagai ‘yang sanggup melayani dengan maksimal’ apapun kebutuhan wisatawan sehingga mereka betah berlama-lama dan menghabiskan uangnya untuk pelesir. Bukankah ini terlihat sebagai bentuk neo-kolonial pemerintah kepada rakyatnya sendiri atau wisatawan kepada masyarakat lokal. Kondisi masyarakat yang belum makmur ini sebentar lagi akan dijejalkan dengan megaproyek industri kapitalis pariwisata. Ambisi pemerintah untuk menjadikan Pulau Lombok dan pulau-pulau lain di Provinsi NTB sebagai primadona pariwisata pun semakin menjadi, terbukti dari program dan strategi yang sudah siap menginvansi kehidupan masyarakat lokal. Salah satu strategi yang dipakai pemerintah pusat maupun daerah adalah Gerakan Nasional Sadar Wisata yang dibangun dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Di Masyarakat Pulau Sumbawa NTB hari ini masih terbuai dengan keberadaan PT NNT yang mana telah memberikan secuil manfaat bagi pembangunan masyarakat lokal. Namun tanpa di sadari, sebenarnya NNT telah menciptakan neraka percobaan yang akan membinasakan masyarakat serta jutaan species flora dan fauna yang ada di Sumbawa. Itulah agenda penting SBY melawat ke NTB bagaimana menjadikan pulau lombok sebagai kawasan pariwisata yang syarat kapitalis dan pulau sumbawa sebagai lautan tambang demi kepentingan investor asing dan para borjuasi internasional.
Di sisi lain beberapa kasus nasional yang belum di selesaikan secara tuntas oleh pemerintahan Oligarki SBY –BD salah satunya adalah skandal korupsi Bank Century, Skandal Korupsi Pembangunan Wisma Atlet di Palembang, Sumatera Selatan, serta berbagai kasus besar lainnya yang tidak selesai hingga hari ini. Agenda pemberantasan korupsi hanya menyeret “tikus-tikus kecil”. Sehingga janji SBY-Boediono untuk menegakkan hukum secara adil, transparan dan tak pandang bulu tidak pernah terpenuhi hingga saat ini.serta banyak persoalan yang tidak becus di selesaikan oleh rezim SBY baik di sektor pendidikan, ekonomi,dll

Melihat kondisi objektif di atas kami dari HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM MAJELIS PENYELAMAT ORGANISASI (MPO) Cabang Mataram Menyatakan Sikap:
1.       Menolak kedatangan presiden SBY di NTB.
2.       Menolak program Rezim SBY Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan   Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang syarat mengeksploitasi SDA tanpa adanya pembangunan yang merata.
3.       Memaksimalkan peran Negara dengan menasionalisasikan aset-aset yang dikuasai asing.
4.       Stop pembodohan masyarakat dengan Program Bantuan Langsung Sementara (BLSM)
5.       Stop liberalisasi pasar dengan mencabut UU Migas No.22 tahun 2001
6.       Menuntut SBY-Boediono untuk mundur karena telah gagal dalam menjalankan amanat reformasi yang telah berjalan 14 tahun.


Mataram, 17 Mei 2012


Bidang Perguruan Tinggi dan Kemahasiswaan HMI Mataram                                                                                                                                                                                     

Jumat, 18 Mei 2012

Tolak Kedatangan Presiden SBY 4 Kader HMI dipukuli

SUARA PEMEBEBASAN
Mataram, 18 Mei 2012 


Menjelang kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudiyono (SBY) 18 Mei 2012 puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (MPO) Cabang Mataram melakukan unjukrasa penolakan terhadap  orang Nomor satu RI tersebut jum’at pagi 18/05/2012. Beberapa agenda  yang dibahas setelah kedatangan RI 1  dikawasan Region V ( Bali, NTB, dan NTT) adalah program Masterplan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang dinilai mengeksploitasi SDA di daerah tampa ada pembangunan yang merata. Kedatangan SBY ke NTB adalah bentuk bagaimana mengekspansi kekuatan kapital dan mengeksploitasi SDA di NTB yang mana Pulau Sumbawa bergelimangan dan kaya akan Tambang, kata Sahril  salah seorang Koordinator AKsi.
Aksi yang dimulai pkl 09.00 Wita  berjalan dengan tertib dengan dikawal oleh puluhan barikade anggota kepolisian yang bersenjatakan Tameng dan Pentongan. Setelah berorasi selama beberapa jam dari pengurus cabang dan perwakilan komisariat aksipun berakhir dengan membaca do’a.  Korlap bernegosiasi dengan perwaklian aparat untuk melakukan Sholat berjamaah di Masjid Raya Mataram dimana presiden SBY di agendakan sholat berjamaah. Negosisasipun berjalan dengan lancar dan masa aksi di ijinkan, tiba-tiba masa aksi dihadang dan dipukul dengan pentongan sehingga mangakibatkan saudara Ibrahim, Suparman, Sahril  cedera akibat tindakan brutal aparat kepolisian, dan saudara Muh. Ikhsanul Yakin yang meliput jalankannya aksi tak luput dari sasaran aparat yang membuatnya tersungkur masuk dalam parit. Berangkat dari persoalan itu Ketua Cabang HMI MPO Mataram mengecam tindakan brutal aparat kepolisian yang terlalu gegabah dan tidak menggunakan manajemen yang profesional dalam mengawal dan menghalau para demonstran.
Tidak ketinggalan Atribut HMI pun menjadi sasaran akibat kekerasan yang dilakukan aparat tersebut yang mana Bendera dan Gordon HMI sebagai identitas warga Hijau Hitam se indonesia dirusak dan di sobek serta di injak-injak oleh aparat kepolisian.  aksipun bubar sambil di warnai oleh lemparan batu dan botol keras dari massa aksi yang di tujukan kepada aparat kepolisian.