Sabtu, 07 Januari 2012

Sumpah Pemuda Sebagai Awal Gerakan Pemuda Indonesia

SUARA PEMEBEBASAN  
          Lahirnya Sumpah Pemuda didorong adanya keinginan pemuda Indonesia masa itu untuk menciptakan persatuan. Sebab, perkembangan organisasi kepemudaan di Indonesia masih bersifat kedaerahan. Lahirnya Sumpah Pemuda didorong adanya keinginan pemuda Indonesia masa itu untuk menciptakan persatuan. Sebab, perkembangan organisasi kepemudaan di Indonesia masih bersifat kedaerahan. Maka, langkah pertama yang dilakukan adalah mengadakan Kongres Pemuda Indonesia I yang dilaksanakan pada 30 April-2 Mei 1926. Tujuan mengadakan kongres adalah menanamkan semangat kerja sama antar perkumpulan pemuda di Indonesia untuk menjadi dasar persatuan Indonesia dalam arti yang lebih luas. Namun, usul tersebut tidak berhasil karena masih kuatnya sifat kedaerahan. Karena itu, pada 15 Agustus 1962 beberapa organisasi pemuda mengadakan pertemuan di Jakarta untuk membicarakan suatu badan tetap bagi kepentingan pemuda Indonesia. Hasilnya, pada 31 Agustus 1962 disahkan sebuah anggaran organisasi baru yang bernama "Jong Indonesia" dengan tujuan menanamkan dan mewujudkan cita-cita persatuan Indonesia.
          Akan tetapi, harapan pada "Jong Indonesia" tidak terpenuhi. Karenanya, di awal tahun 1926 telah berdiri pula satu oganisasi dengan nama yang sama dan tujuan yang tidak jauh berbeda. Lalu pada September 1926, para pelajar di Jakarta dan Bandung mendirikan organisasi Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) di Jakarta. Berdasarkan pandangan tersebut, PPPI bertujuan memperjuangkan Indonesia Merdeka dan para anggota dididik menjadi pemimpin rakyat sejati. Dengan demikian, para anggota harus rajin belajar. Cita-cita tersebut hanya akan tercapai apabila sifat kedaerahan lenyap. Pada 1928, alam politik Indonesia sudah dipenuhi jiwa persatuan. Rasa kebangsaan telah ditemukan dalam diri bangsa Indonesia, rasa memiliki cita-cita tinggi, yaitu Indonesia Merdeka telah mencekam jiwa rakyat Indonesia yang terjajah.

Dalam Kongres Pemuda Indonesia II pada 27-28 Oktober di Jakarta yang dihadiri utusan organisasi pemuda, diikrarkan satu sumpah yang terkenal dengan Sumpah Pemuda. Isinya adalah :

Pertama: Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kedua: Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Dalam kongres tersebut diperkenalkan lagu Indonesia Raya yang diciptakan Wage Rudolf Supratman yang selanjutnya menjadi lagu kebangsaan serta dikibarkannya Bendera Merah Putih yang dipandang sebagai bendera pusaka bangsa Indonesia. Peristiwa Sumpah Pemuda pada 27-28 Oktober 1928 itu merupakan salah satu puncak pergerakan nasional. Karena itu peristiwa yang bersejarah ini setiap tahun diperingati sampai sekarang sebagai hari besar nasional

Cara Menghilangkan Jerawat Secara Alami

SUARA PEMBEBASAN
Sebelum menjelaskan cara menghilangkan jerawat secara alami ada baiknya kita memahami pengertian jerawat adalah suatu keadaan dimana pori-pori kulit tersumbat sehingga menimbulkan kantung nanah yang meradang, seorang peneliti masalah jerawat yang bernama Klingman menyatakan bahwa tidak satu orang pun di dunia yang melewati masa hidupnya tanpa sebuah jerawat.
CARA MENGHILANGKAN JERAWAT SECARA ALAMI Pada umumnya jerawat menyerang daerah wajah namun jerawat juga dapat menyerang anggota tubuh lainnya
seperti leher, dada, lengan, ketiak bahkan hingga pada bagian pinggang.
Meskipun jerawat tidak berbahaya tapi hal ini tentunya sangat mengganggu
penampilan seseorang bahkan lebih jauh dapat mengurangi rasa percaya
diri itulah sebabnya berbagai cara pun dilakukan untuk menghilangkan jerawat

Apa Saja Penyebab Jerawat & Bagaimana Cara Mengatasi Jerawat

Timbulnya jerawat dapat disebabkan beberapa faktor :
Pertama,
produksi minyak berlebihan. Produksi minyak yang berlebihan ini
menyebabkan penyumbatan saluran folikel rambut dan pori-pori kulit
Kedua,
Sel kulit mati : karena banyaknya kelenjar minyak yang berlebih dan
bercampur dengan sel kulit mati maka akan membentuk penyumbat pada
pori-pori wajah yang menjadi bintik hitam atau putih
Ketiga,
Bakteri : yang membuat masalah semakin rumit yaitu kadar minyak dikulit
berkolaborasi dengan bakteri ( p.acne ) berkembang biak didalam kelenjar
sebaceous yang tersumbat dan menimbulkan iritasi pada daerah sekitarnya
lalu kemudian pecah dan meradang dan menyebarjan radang ke kulit daerah
sekitarnya
Cara mengatasi jerawat
memang perlu menjadi perhatian dan tidak boleh melakukan sembarangan
seperti menggaruk, memencet jerawat atau membiarkannya kering secara
alami dan kemudian mengeluarkan isi jerawat sesaat setelah kering. Oleh
karena itu anda harus mengetahui bagaimana cara mengatasi masalah
jerawat terutama yang timbul pada bagian wajah anda.
Bagi anda yang ingin mengatasi jerawat ada dua pilihan yaitu dengan cara menghilangkan jerawat secara alami (tradisional) ataupun dengan cara modern seperti yang disediakan pada pusat perawatan wajah.
Tips pencegahan agar anda terhindar dari masalah jerawat adalah :
  1. Menjaga
    kebersihan kulit wajah : Menjaga kebersihan muka akan
    menghindarkan kita dari bakteri penyebab jerawat yang banyak
    menempel pada wajah. Bersihkan wajah sekurang-kurangnya dua kali
    sehari dengan sabun khusus pembersih wajah dan air hangat
  2. Perbanyak
    minum air putih agar kulit lebih elastis dan tentunya
    aga proses metabolisme melalui kulit (keringat) lebih baik.
  3. Kurangi makanan berlemak, termasuk gorengan dan minuman beralkohol
  4. Perbanyak
    mengkonsumsi sayur-sayuran ( bayam, daun bawang, wortel, daun
    melinjo) dan juga buah-buahan (pisang, tomat, jeruk, nanas,
    mentimun dll ) hampir semua pakar perawatan kulit menyarankan
    mengkonsumsi bahan makana diatas Karena zat yang terkandung akan
    memicu kelenjar secaceous yang berfungsi untuk menghasilkan minyak
  5. Hindari
    menyentuh jerawat seperti menusuk dan memijit karena hal ini dapat
    menimbulkan infeksi dan meninggalkan bekas jerawat

Cara Menghilangkan Jerawat Secara Alami

Buah-buahan
untuk menghilangkan jerawat dan juga untuk pencegahan adalah mentimun
dan pepaya, Mentimun mengandung astringent yang dapat dijadikan tonik
wajah untuk kulit berminyak. Caranya parut dan saring mentimun
secukupnya. Oleskan cairan tersebut ke seluruh wajah dengan menggunakan
kapas bersih.
Lakukan setiap menjelang tidur. Sementara buah
pepaya dapat dimanfaatkan untuk meluruhkan sel-sel kulit mati. Gunakan
pepaya yang sudah dilembutkan sebagai masker dan biarkan selama lima
belas menit. Lakukan cara menghilangkan jerawat secara alami seperti ini setiap menjelang tidur.

HMI dan Wacana Rekonsiliasi

          Perhelatan terbesar HMI MPO baru saja selesai dengan kesepakatan-kesepakatan agenda yang diharapkan mampu melanjutkan estafeta perjuangan HMI ini kedepan. Ritual dua tahunan ini seyogyanya mampu melahirkan gagasan-gagasan baru yang dapat mecahkan kebuntuan-kebuntuan yang selama ini seolah-olah menjadi tembok yang tak tertembus. Mengingat di forum inilah semua utusan-utusan cabang HMI seluruh Indonesia berkumpul untuk bersama-sama melakukan evaluasi, refleksi, dan lalu merumuskan konsep implementasi gagasan-gagasan tersebut secara purna. Kongres kali ini dirasa sangat penting, mengingat selama ini gagasan-gagasan keumatan yang digaungkan oleh HMI MPO belum atau tidak termanifestasi secara maksimal. Diharpkan di forum ini dapat laih ide-ide radik yang dapat memecahkan kebuntuan gerakan HMI MPO ke depan.

Kebuntuan Gerakan
          Kebuntuan gerakan yang dimaksud adalah tidak atau kurangnya implementasi gagasan secara ril dalam realitas kehidupan sosial keuamtan. Kita harus mengakui eksistensi HMI MPO secara nasional kurang mendapat respons dari masyarakat di segala lapisan. Mungkin hanya di sebagian cabang HMI yang mampu memainkan fungsinya bersama masyarakat sosial setempat. Namun eksistensi tersebut cenderung hanya menyentuh tataran sosio-ideologis yang kebetulan dapat diterima oleh klas masyarakat sosial tertentu di wilayah lokal. Namun secara nasional, lebih-lebih secara politis, HMI MPO kurang diperhitungkan. Organisasi ini hanya dianggap sebagai sebuah 'paguyuban' yang hanya melahirkan kader-kader militan yang ide-ide intelektualnya hanya dikonsumsi untuk kalangan internal HMI MPO itu sendiri. Terbukti, sejak terjadinya perpecahan HMI, gagasan-gagasan HMI MPO (misal: Revolusi Sistemik, Gerakan Tamadduni, dll) hanya hangat dalam tataran wacana saja yang nihil secara implementasi. Bahkan cenderung bagaikan konsep yang tak bertuan.
          Dalam konteks ini, HMI MPO seolah-olah mengalami kebuntuan yang membuat gagasan-gagasan gemilangnya seperti kandas di awang-awang. Padahal, idealnya sebuah organisasi perkaderan adalah sebuah organisasi yang mencetak dan mempersiapkan pemimpin-pemimpin di masa depan. Dan HMI MPO harus mampu membekali kader tersebut dengan intelektualitas, kemahiran memetakan peluang, dan mampu menyusun strategi implementasi gagasannya dalam realitas sosial di tengah masyarakat yang tertindas oleh kebijakan yang tak beradab. Sehingga nantinya HMI MPO secara nasional mampu beraktualitas secara maksimal dalam tiap-tiap konsep intelektual atau bahkan perlawanannya terhadap tirani sosial yang berkepanjangan. Dan semua bermaura kepada diakuinya eksistensi HMI MPO sebagai sebuah gerakan intelektual yang selalu melawan terhadap segala bentuk penindasan. Hal inilah yang saya rasakan belum disadari oleh seluruh kader pada semua tingkatan kekuasaan atau pimpinan di tubuh HMI MPO.

Tidak Mengakar
          Di satu sisi, HMI MPO dengan pola perkaderannya memang mampu menelurkan potensi-potensi intelektual pada kader-kadernya. Namun di sisi lain, hasil karya/gagasan intelektual yang dihasilkan tidak termanifestasi secara purna dalam realitas kehidupan sosial. Bahkan hanya menjadi konsumsi internal organisasi tanpa tahu harus dikemanakan gagasan tersebut. Lebih celaka lagi, forum-forum penting yang ada tidak membahas hal-hal yang berkenaan dengan teknis breakdown gagasan tersebut ke arah yang lebih implementatif. Sehingga pengurus HMI MPO sebagai eksekutor kebijakan kebingungan dalam menentukan pola penerapan gagasan-gagasan yang ada. Mereka terkungkung dalam penafsiran idealisme, independensi, dan antikemapanan yang sangat sempit. Sehingga akhirnya dalam tiap periode kepengurusan, tidak pernah menghasilkan action yang radik dan revolusioner. Paradigma inilah yang tetap eksis di tubuh organisasi ini sampai sekarang.

Gagal Memanfaatkan Momentum
          Mental tertindas dan kebiasaan berasyik masyuk degan penderitaan yang seharusnya tidak terjadi, juga berpengaruh terhadap kurang cerdasnya HMI MPO dalam memanfaatkan momentum-momentum penting. Bahkan justru semakin menjadikan organisasi ini bulan-bulanan kepentingan-kepentingan oknum atau organ lain.
Peristiwa reformasi dan lengsernya Soeharto, seharusnya menjadi salah satu momentum mahapenting yang bisa dijadikan modal eksistensi HMI MPO untuk kembali menjadi pewaris sah dan menyandang nama Himpunan Mahasiswa Islam. Namun karena ketidakcerdasan kita yang tidak mampu memainkan peranan dalam satu momen terpenting, sehingga momen tersebut dengan mudahnya 'diselesaikan' oleh HMI Diponegoro.

Kongres Sia-sia
          Kongres ke-26 yang baru saja berlalu, secara keseluruhan saya nilai tidak akan berdampak signifikan terhadap status quo yang menimpa HMI MPO selama ini. Perdebatan-perdebatan yang ada di forum kongres tersebut cenderung berkutat pada wacana-wacana yang tidak mengakar dan tidak match dengan permasalahan yang krusial. Dinamika forum hanya dijadikan ajang aktualisasi peserta agar dinilai intelek, pandai beretorika, dan bernai berkomentar, tidak lebih. Sehingga wajar, ketika hasil-hasil kongres pun tetap pro dengan stagnasi gerakan HMI MPO !! Padahal perhelatan ini sudah menelan biaya puluhan juta rupiah !. 
Lebih jauh, seiring dengan proses otonomi daerah, seharusnya forum kongres ini bisa menjadi starting point HMI MPO secara nasional untuk bisa mengambil peran secara aktif dalam mengawal laju demokratisasi tersebut di seluruh cabang-cabangnya. Agar nantinya bisa menjadi momentum penting eksistensi HMI MPO dalam membentuk tatanan masyarakat yang lebih beradab secara ril. Namun, tak ada satu butir keputusan pun yang mengarah kesana. Sehingga kita tidak tahu harus bersikap bagaimana dalam momentum penting ini. Dan lebih jauh PB HMI MPO ke depan tidak akan mampu memfasilitasi cabang-cabang di seluruh Indonesia untuk melakukan akselerasi gagasan-gagasannya dalam momentum ini.

Indikator Keberhasilan
          Parameter keberhasilan HMI MPO ke depan pasca-kongres ke-26 ini menurut saya adalah terciptanya HMI MPO yang lebih implementatif dan ril secara gagasan sehingga bisa mengubah organisasi ini sebagai organisasi paguyuban, pengamat, dan eksklusif menjadi organisasi yang revolusioner, implementatif, dan mampu memanfaatkan momentum secara cerdas. Karena jika tidak segera berbenah diri, HMI MPO hanya akan musnah ditelan arus perubahan yang deras tanpa meninggalkan apa-apa bagi siapa pun (termasuk kesedihan). 
Kedua HMI mempunyai tujuan yang berbeda namun esensinya sama, oleh karena itu selama visi perubahan itu untuk memperbaiki kondisi ummat, maka wacana rekonsiliasi perlu dijadikan bahan renungan dan refleksi setiap kader HMI. Selain itu banyak perbedaan yang selama ini terjadi di HMI DIPO dan HMI MPO, seperti masalah perkaderan dan struktural, dalam perkaderan oreintasi keislaman harus benar-benar dijadikan prioritas, Nilai dasar perjuangan (NDP) yang dijadikan landasan perkaderan HMI DIPO berbeda dengan Khittah Perjuangan yang dimiliki HMI MPO, NDP lebih menitik beratkan pada wacana islam kebangsaan yang dipadukan dengan pemikiran teologi pembebasan (liberal) sedangkan Khittah Perjuangan menekankan pada wacana penafsiran islam sebagai padangan hidup world of view yang diselaraskan dengan pemikiran kesadaran keberislaman (teosofi transenden). Untuk masalah perkaderan ini maka jalan keluarnya harus ada yang berani mengambil sikap bijak bahwa selama ini output dari NDP dan Khittah perjuangan apakah banyak yang berhasil atau malah sebaliknya sehingga yang pasti perlu ada satu landasan perkaderan bagi HMI. Masalah struktural yang yang menjadi kendala yang cukup besar bagi terciptanya rekonsiliasi HMI adalah suatu realitas yang harus disikapi secara alami. Masalah ini sangat sensitif bagi kedua belah pihak dan tidak bisa kemudian struktur HMI dipaksakan untuk satu secara instant. Hendaknya dalam proses rekonsiliasi ada beberapa yang perlu dijadikan kesepakatan bersama yaitu pernyatuan visi perkaderan, penyamaan plattform keislaman dan selanjutnya pengintegrasian struktur HMI diseluruh Indonesia menjadi satu.

Jumat, 06 Januari 2012

Tan Malaka Tokoh radikal dan revolusioner yang terlupakan


SUARA PEMEBEBASAN
Tan Malaka, Pahlawan ataukah Penjahat Revolusi
Nama Sutan Ibrahim Datuk Tan Malaka kembali mencuat, kali ini karena tersiar kabar kejelasan kematiannya karena ditembak mati di Desa Selo Panggung di kaki Gunung Wilis di Jateng atas perintah Letnan Dua Soekotjo dari Batalion Sikatan Divisi Brawijaya, 21 Februari 1949. Menurut sejarawan Belanda sekaligus Direktur KITLV Press (Institut Kerajaan Belanda Untuk Studi Karibia dan Asia Tenggara) Harry A. Poeze eksekusi itu berdasarkan surat perintah Pangdam Brawijaya Soengkono dan Komandan Brigade Soerahmat untuk menjaga stabilitas Indonesia yang dicabik-cabik Agresi Militer II Belanda tahun 1949. “Keputusan Malaka ikut berjuang di pedalaman bersama Batalion Sabarudin (Brawijaya) adalah langkah salah. Dia [Sabarudin] dikenal psikopat,” ujar Poeze dalam peluncuran tiga jilid buku Verguisd en Vergeten, Tan Malaka, de linkse beweging en de Indonesiche Revolutie, 1945 – 1949 (Dihujat dan Dilupakan, Tan Malaka Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia 1945 – 1949), di Gedung Juang awal pekan ini. Saat itu Dwi Tunggal Indonesia, Soekarno-Hatta ditahan Belanda di Bangka sementara Panglima Besar Sudirman bergerilya melakukan perlawanan semesta, berpindah-pindah hingga Belanda dipukul mundur dan memilih sepakat dalam Konfrensi Meja Bundar. Poeze dalam menambah deretan sejarawan asing yang memberi wacana baru bagi beberapa tokoh besar Tanah Air. Sebetulnya fakta Malaka digilas konflik ideologi bagi sebagian orang bukan kabar baru. Sebelumnya hal ini sudah disebut dalam biografi Iwa Kusuma Sumantri yang tertunda-tunda peluncurannya selama dua dekade. Iwa menyebut Malaka dieksekusi karena membawa mandat dari Sukarno untuk menjadi pemimpin Indonesia jika Dwi Tunggal berhalangan atau tertangkap di masa revolusi. Profil Tan Malaka memang menarik, perannya yang besar bagi revolusi kemerdekaan begitu abu-abu karena idologinya sehingga sulit ditempatkan pada sisi mana. Lahir dan dibesarkan sebagai Islam, dalam pekembangnya, Malaka adalah guru komunis nomor wahid internasional. Meski demikian pria asal Nagari Pandam Gadang, Suliki, Sumbar, 2 Juni 1897 itu justru seringkali bentrok dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Selama hidupnya, dia tak pernah menikah. Menurut kesaksian perempuan yang dijodohkan padanya, Paramitha Abdulrachman, Malaka seorang homoseksual. Perjuangannya konsisten di jalur intelektual dan mengangkat senjata. Sedikit banyak mirip Che Guevara. Malaka kukuh mengkritik tirani, baik kolonial Hindia-Belanda maupun pemerintahan Soekarno. Sebagai pembangkang, hidupnya habis di penjara dan pembuangan di dalam dan luar Indonesia. Hal yang membuatnya mumpuni membangun jaringan gerakan komunis internasional untuk gerakan anti penjajahan di Asia Tenggara yang dirintis Ketua Umum pertama PKI Semaun. Meski memimpikan Indonesia merdeka lewat Naar Repoebliek Indonesia (Menuju Republik Indonesia) yang ditulisnya tahun 1924 di Kanton, China, Malaka justru menentang gerakan revolusi PKI tahun 1926. Malaka juga lebih suka bergerak dalam bayangan, meski menggerakkan arus perjuangan dia justru tak bisa hadir dalam proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Poeze bahkan berhasil mendapatkan foto Soekarno berdampingan dengan Malaka dalam panasnya Rapat Ikada. Belakangan Sukarno meminta seniornya itu untuk siap menggantikannya jika dia berhalangan. Menurut Sejarawan Asvi Warman Adam, Poeze mendapatkan selain Malaka dan Iwa terdapat nama Syahrir dan Wongsonegoro dalam mandataris pengganti Soekarno yang telah disetujui Hatta. Nama Malaka kembali heboh usai kudeta militer 3 Juli 1946 Jenderal Mayor Soedarsono yang gagal. Peristiwa itu membuat Hatta menjebloskan Malaka beserta para pemimpin aliran Marxisme-Leninisme ke penjara Wirogunan Yogyakarta. Dalam pencajara dia tetap menggalang massa. Simpatisannya di tingkat elite cukup banyak mulai dari pemimpin Barisan Banteng Dr. Muwardi (Islam), Urip Sumoharjo (Katolik), Gatot Subroto (Budha) hingga Panglima Besar Sudirman (Islam). Kedekatan Sudirman pada tokoh Sosialis itu pernah dikupas SI Poeradisastra, sejarawan dan Guru Besar UI dalam “Tingkah Laku Politik Panglima Besar Soedirman” yang dirilis 1984 lalu dicekal Kejagung 28 Agustus 1984 lewat fatwa No 167/JA/8/1984. Pasca persetujuan Renville yang amat merugikan Indonesia, Malaka membentuk GRR (Gerakan Revolusi Rakyat) di bawah pimpinan dirinya dan Rustam Effendi pada 6 Juni 1948. Organisasi itu didirikan untuk mengimbangi kekuatan kelompok Marxisme-Liberalisme moderat di bawah pimpinan Amir Sjarifuddin dan Sjahrir yang menguasai pemerintah saat itu. Setelah itu politik Tanah Air berkutat pada pertarungan perebutan puncak kekuasaan yang memanas usai kebijakan “Rasionalisasi angkatan Perang”, ide Urip Sumoharjo yang disetujui Hatta untuk menjinakan laskar-laskar bersenjata di wilayah RI saat itu. Bayangkan betapa sesaknya Solo dan Yogya saat itu 400.000 laskar bersenjata tanpa kedisiplinan militer ditambah tentara Divisi Siliwangi-bersama keluarganya–yang terusir dari wilayah Jabar harus istirahat dari perang dan dalam kondisi ekonomi yang tak menentu. Dari jumlah itu, milisi bersenjata diciutkan tinggal 57.000 saja. Puncak gesekan terjadi pada September 1948, Front Demokrasi Rakyat (FDR)/PKI berdiri di balik pemogokan di Delanggu dan kekacauan setelah Pekan Olah raga Nasional I di Solo, 12 September 1948. Tarik menarik kepentingan, culik menculik dan bunuh membunuh kecil-kecilan kedua kubu berujung pada pertempuran besar 13 September 1948 antara FDR-PKI yang mengorganisir Divisi Panembahan Senopati melawan kekuatan pemerintah Barisan Banteng, Hisbullah, ALRI dan Divisi Siliwangi. Baku tembak berakhir dua hari dengan gencatan senjata yang disaksikan Panglima Besar Jenderal Sudirman, petinggi-petinggi militer RI termasuk Residen Sudiro. Kondisi ini membuat Hatta membutuhkan dukungan, lalu atas saran Sudirman membebaskan Malaka 16 September. Dua hari berselang justru pecah Madiun Affair. Uniknya pada proklamasi Negara Republik Komunis Indonesia, 18 September para pemimpin puncak PKI termasuk Muso justru masih berada di luar kota. Namun penyelidikan peristiwa ini tak berujung, Indonesia yang lemah lunglai dibokong Belanda yang menggelar agresi militer II, 19 Desember 1948. Sukarno-Hatta menyerah di Yogyakarta, lupa janjinya akan ikut bergerilya melakukan perlawanan semesta. Malaka dan Sudirman yang akrab di Persatuan Perjuangan kembali ke pedalaman. Tiga bulan berselang, Malaka tewas misterius menyusul nasib tangan kanannya, Muwardi yang hilang misterius diculik komunis pada September 1948 di Jebres, Solo. Selama Orde Baru berkibar, Tan Malaka yang ditetapkan sebagai Pahlawan kemerdekaan Nasional oleh Presiden Soekarno 28 Maret 1963, bersama Semaun sempat hilang dalam buku pelajaran sejarah. Uniknya namanya hilang sejak tahun 1959 sampai 1999.

Kamis, 05 Januari 2012

Suara jeritan rakyat miskin NTB

SUARA PEMEBEBASAN.
oleh Muh.Ikhsanul Yakin
sallam.......

Harga mati menolak konversi minyak tanah ke gas elpiji

Berbicara potensi yang di miliki oleh bangsa indonesia adalah sangat maksimal dan bahkan masuk dalam kategori terkaya di dunia.sebut saja potensi SDA seperti migas sebagai salah satunya.kemudian potensi migas lainnya hampir menjadi sorotan pemodal asing.kalau saja hasil alam tersebut di olah untuk kebutuhan rakyat se nusantara tanpa harus di ekspor ke luar maka indonesia kita jadikan surga pertama di dunia.namun,pada kondisi riilnya di masyarakat umum hari ini,pasokan minyak tanah yang bersubsidi untuk kebutuhan rakyat kadang tidak mencapai target maksimal.akibat dari itu rakyat terpaksa memakai minyak tanah yang nonsubsisdi rp,8500 harganya lebih tinggi yang bersubsidi.kebanyakan minyak tanah sampai hari ini lebih di prioritaskan kepada perusahaan-perusahaan besar,untuk di jual lebih tinggi oleh pemerintahan setempat ketimbang di bagikan ke rakyat setempat.

Kesepakatan baru yang di keluarkan oleh pemprov NTB terkait dengan konversi minyak tanah ke gas elpiji beberapa hari yang lalu telah membuat masyarakat terancam untuk menghadapi maut yang begitu besar.elpiji bukanlah barang yang layak di pakai untuk kebutuhan masyarakat melainkan itu adalah benda maut yang nantinya akan menimbulkan korban yang begitu tragis.ambil saja contoh daripada pengalaman maut para rakyat di daerah Jawa, media cetak maupun elektronik mengabadikan bagaimana meledaknya manusia oleh gas tersebut beserta rumah hancur bertubi-tubi, ironisnya itu hanya ukuran gas yang berukuran (tiga) 3 kg.di prov NTB beberapa warga akan di bagikan tabung elpiji 3 kg sebanyak 572 buah (baca data badan statistik) dan berita ini hampir setiap pagi di konsumsi oleh rakyat lewat media masa tentang kecelakaan tersebut.

beberapa daerah di lombok mengeluh terhadap gubernur NTB setempat,yang memaksa petani tembakau untuk menggunakan kompor (oven) atau gas lainnya,mengingat penghasilan atau produk tembakau rakyat setempat tidak menjamin kualitasnya. terlepas dari itu,harga konsumsi untuk keperluan rakyat kecilpun meningkat drastis akibat naiknya harga minyak,sebut saja nasi bungkus yang harganya rp 2500 meningkat menjadi rp 5000 - rp 6000 ke atas. belum lagi harga barang yang lain pun meningkat sebut saja kos-kosan,kemudian beberapa barang yang lain pun ikut naik.kebutuhan-kebutuhan pokok rakyat kecil dan mahasiswa sulit untuk menikmati konsumsi makanan yang layak,mengingatsemua barang sebagai kebutuhan pokok meningkat....mari kita lawan segala bentuk ketidakadilan

1 tahun rezim borjuasi SBY-BD menambah derita rakyat

"persoalan pendidikan yg belum mampu di selesaikan oleh rezim SBY-BD"
Inilah problematik nasib dunia pendidikan indonesia.
data badan pusat statistik indonesia:
1.jumlah anak putus sekolah masih sekitar 4,5 juta jiwa yg membuat rasio partisipasi pendidikan penduduk indonesiabaru sebesar 68,4% dan tingkat pendidikan indonesia hanya rata2  sampai SMP
2.Sekitar 75-80% (7-8 orng dr setiap 10 orng) pelajar tingkat SD sampai SMU putus sekolah.
3.Sekitar 60% (6 dr setiap 10 orng) pelajar setingkat SMU tak mampu melanjutkan ke bangku kuliah.
4.sekitar 20 ribuan sekolah dr SD hingga SMU dalam kondisi rusak berat.
5.Sekitar 535.825 (60%) dr 900.000 ruang sekolah di seluruh pelosok terindikasi dalam kondisi rusak.
6.Sekitar 14,6 juta (12,1%) penduduk di indonesia berusia 15 tahun ke atas di dapati buta huruf.
7.Tingkat kesejahteraan hidup dan kualitas guru yg masih kurang.

fakta di atas bahwa persoalan di sektor pendidikan ini di sebabkan oleh kebijakan pemerintah (semenjak Orde Baru) yg mengutamakan kepentingan modal asing (kebijakan pro neoliberalisme) di mana sektor pendidikan di jadikan sasaran sebagai ajang pelipatgandaan modal atau yg lebih di kenal sebagai kapitalisasi pendidikan (sama halnya penghisapan terhadap kaum buruh). bentuk2 kapitalisasi bahkan neoliberalisme pendidikan selain dari peningkatan biaya pendidikan dapat terlihat dr arah kurikulum pendidikan nasional.pada jaman orde baru di kenal kurikulum link and match yang berarti bahwa proses dan hasil dunia pendidikan di abadikan untuk kepentingan industri atau pasar yg di kuasai oleh kaum pemodal, yg dlm prakteknya di buktikan dengan menjamurnya pendidikan-pendidikan D3 yg lebih aplikatif dan cepat mencetak tenaga kerja (buruh) siap pakai dan dengan biaya pendidikan yg terus meningkat tiap tahunya,membuat pelajar dan mahasiswa semakin terfokus di ruang akademik yg semata-mata telah di konstruksikan untuk mendukung kepentingan modal,dan pemberangusan ruang politik mahasiswa (dgn NKK/BKK) paska orde baru,pengelolaan sektor pendidikan oleh pemerintah justru semakin memperdalam bentuk-bentuk komersialisasi.
banyaknya praktek-praktek pungutan liar yg di terapkan oleh institusi pendidikan, misalnya penarikan seragam sekolah,penarikan biaya buku,penarikan uang perpustakaan,penarikan biaya kesehatan,penarikan biaya Kuliah Kerja Nyata,penarikan biaya wisuda dan lain-lain,yg seharusnya pemberian fasilitas dan tekhnologi penunjang pendidikan menjadi tanggungjawab negara.Sekolah gratis yg di kampanyekan rezim SBY-JK sejatinya mengilusi kesadaran rakyat,karena dlm aspek2 pembiayaan untuk sekolah gratis yakni dgn cara memotong subsidi BBM untuk menaikkan anggaran dana BOS serta adanya bantuan dr APBD,tutup lobang dan gali lonbang yg di lakukan oleh pemerintah hanya menyenangkan rakyat untuk sementara waktu saja,dan akhirnya hilanglah subsidi-subsidi untuk rakyat.Dan dana dari APBD sejatinya adalah bohong, karena semua SDA dan SDM di kuasai dan dieksploitasi oleh pemodal seperti yg terjadi di kec.langgudu desa waworada pertambangan batu mangan yg secara subtansi sangat merugikan rakyat proletariat.
   asaudah tampak jelas setelah perangkat suprastruktur di lengkapi dan penetapan rekomendasi nasional summit oleh rezim borjuasi SBY-BD semakin memberikan ruang gerak yg selebar-lebarnya bagi kelas pemodal  dalam mengintervensi dunia pendidikan baik dalam bentuk investasi modal ataupun keterlibatan dlm menyusun kurikulum,wujudnya akan menjadikan pendidikan sebagai perangkat yg akan menyangga kapitalisme secara idiologi.Akan ada hegemoni secara terbuka dan terus menerus  dalam dunia pendidikan sehingga outputnya jelas sebagai sekrup-sekrup pasar dengan watak sangat individualistik terpisah dari hubungan sosial yg membentuknya.Hal ini tdk terlepas dr hegemoni kelas pemodal sungguh ini adalah disorientasi nilai-nilai pendidikan yg humanistik.
   Perkembangan pendidikan sekarang dr nasional summit adalah bahwa pendidikan di jadikan sebagai pemasok tenaga-tenaga produktif dan juga akan menjadi tentara cadangan industry,semuanya tidak lain hanya untuk kestabilan pasar dlm setiap sector dlm upaya mempercepat akumulasi modal dengan bersembunyi di balik program populis pengkualitasan sumber daya manusia dengan kata lain pengkualitasan pendidikan.Terbukti dalam road map KADIN (kamar dagang indonesia) yg notabenenya kompradornya dr pengusaha-pengusaha kelas pemodal,dimana dlm upaya pengkualitasan pendidikan KADIN terlibat dlm penyusunan kurikulum entrepreneurship- mengajarkan peserta didik (mahasiswa) untuk memiliki skill tekhnik wirausaha.Pada dasarnya prinsib atau subtansi dari itu semua adalah memisahkan pendidikan dari tanggungjawabnya sebagai alat memajukan peradaban masyarakat yaitu perbaikan hidup masa rakyat, disamping itu juga akan melepaskan tanggung jawab negara terhadap hak-hak layak hidup rakyat.Sesungguhnya nasional summit akan menjadi jalan lapang kapitalisasi pendidikan yg berwatak rampok.
Rezim SBY-BUDIONO tak ubahnya berwatak kolonial.....
pendidikan di kecematan langgudu juga terindikasi bobrok dalam memanajemen sistim pendidikan,itu terbukti berdasarkan pengakuan dr salah seorang guru di salah satu Sekolah setingkat SMA di langgudu bahwa ketumpangtindihan tenaga pengajar dlm bekerja dan pendidikan dijadikan ajang publikasi bahwa hanya ada satu desa yg layak menjadi desa pendidikan,itu terbukti dengan menjamurnya sekolah-sekolah yg sudah melampaui kebutuhan rakyat,ini adlh sebuah bentuk penindasan dan pemborosaan terhadap uang negara padahal dana pokok kebutuhan rakyat yg bersubsidi di alih ke sektor pendidikan,berarti kita bisa mngamsumsikan bahwa pendidikan di kecamatan tersebut di jadikan sebagai ajang pelipat gandaaan modal bagi para tokoh pendidikan di sana,,