Kamis, 05 Januari 2012

Suara jeritan rakyat miskin NTB

SUARA PEMEBEBASAN.
oleh Muh.Ikhsanul Yakin
sallam.......

Harga mati menolak konversi minyak tanah ke gas elpiji

Berbicara potensi yang di miliki oleh bangsa indonesia adalah sangat maksimal dan bahkan masuk dalam kategori terkaya di dunia.sebut saja potensi SDA seperti migas sebagai salah satunya.kemudian potensi migas lainnya hampir menjadi sorotan pemodal asing.kalau saja hasil alam tersebut di olah untuk kebutuhan rakyat se nusantara tanpa harus di ekspor ke luar maka indonesia kita jadikan surga pertama di dunia.namun,pada kondisi riilnya di masyarakat umum hari ini,pasokan minyak tanah yang bersubsidi untuk kebutuhan rakyat kadang tidak mencapai target maksimal.akibat dari itu rakyat terpaksa memakai minyak tanah yang nonsubsisdi rp,8500 harganya lebih tinggi yang bersubsidi.kebanyakan minyak tanah sampai hari ini lebih di prioritaskan kepada perusahaan-perusahaan besar,untuk di jual lebih tinggi oleh pemerintahan setempat ketimbang di bagikan ke rakyat setempat.

Kesepakatan baru yang di keluarkan oleh pemprov NTB terkait dengan konversi minyak tanah ke gas elpiji beberapa hari yang lalu telah membuat masyarakat terancam untuk menghadapi maut yang begitu besar.elpiji bukanlah barang yang layak di pakai untuk kebutuhan masyarakat melainkan itu adalah benda maut yang nantinya akan menimbulkan korban yang begitu tragis.ambil saja contoh daripada pengalaman maut para rakyat di daerah Jawa, media cetak maupun elektronik mengabadikan bagaimana meledaknya manusia oleh gas tersebut beserta rumah hancur bertubi-tubi, ironisnya itu hanya ukuran gas yang berukuran (tiga) 3 kg.di prov NTB beberapa warga akan di bagikan tabung elpiji 3 kg sebanyak 572 buah (baca data badan statistik) dan berita ini hampir setiap pagi di konsumsi oleh rakyat lewat media masa tentang kecelakaan tersebut.

beberapa daerah di lombok mengeluh terhadap gubernur NTB setempat,yang memaksa petani tembakau untuk menggunakan kompor (oven) atau gas lainnya,mengingat penghasilan atau produk tembakau rakyat setempat tidak menjamin kualitasnya. terlepas dari itu,harga konsumsi untuk keperluan rakyat kecilpun meningkat drastis akibat naiknya harga minyak,sebut saja nasi bungkus yang harganya rp 2500 meningkat menjadi rp 5000 - rp 6000 ke atas. belum lagi harga barang yang lain pun meningkat sebut saja kos-kosan,kemudian beberapa barang yang lain pun ikut naik.kebutuhan-kebutuhan pokok rakyat kecil dan mahasiswa sulit untuk menikmati konsumsi makanan yang layak,mengingatsemua barang sebagai kebutuhan pokok meningkat....mari kita lawan segala bentuk ketidakadilan

1 komentar:

Anonim mengatakan...

mengapa kita menolak perkembangan, janganlah kita beropini yang hanya memperbodoh rakyat kecil. perluaslah pandangan anda atau selamanya kita dijajah negara maju