Karakteristik
ilmu kimia
Ilmu
kimia mempunyai kedudukan yang sangat penting dari pada ilmu-ilmu yang lain
karena ilmu kimia dapat menjelaskan secara mikro (molekuler) terhadap fenomena
makro. Disamping itu, ilmu kimia memberikan konstribusi yang penting dan
berarti bagi perkembangan ilmu-ilmu terapan seperti pertanian, kesehatan, perikanan dan tekhnologi (Depdiknas, 2005).
Ilmu
kimia merupakan cabang ilmu IPA yang khusus mempelajari struktur, susunan,
sifat, dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan tersebut.
Pembahasan tentang struktur materi mencakup struktur partikel yang menyusun
materi sub-mikroskopis, dan bagaimana partikel-partikel yang sangat kecil
tersebut bergabung membentuk materi yang ukuran yang lebih besar sehingga bisa
diamati. Pembahasan susunan materi mencakup komponen-komponen penyusun materi
dan perbandingan jumlah komponen penyusun materi tersebut Sifat materi
dideskripsikan sebaggai sifat fisika yang berhubungan dengan sifat makroskopis
dan sifat kimia yang berhubungan dengan jenis partikel materi. Perubahan materi
dideskripsikan sebagai perubahan fisika dan perubahan kimia yang fenomenanya
bias diamati, tetapi apa yang terjadi ditingkat partikel materi merupakan
kajian sub-mikroskopis. Pembahasan energi yang menyertai perubahan materi mencakup
jenis dan jumlah energi, serta perubahan energi dari bentuk yang satu ke bentuk
yang lain (Depdiknas, 2006).
Mata pelajaran kimia
syarat dengan konsep, dari konsep yang paling sederhana sampai konsep yang
lebih kompleks dan abstrak. Untuk itu diperlukan pemahaman yang benar terhadap
konsep dasar yang membangun konsep tersebut.
Ilmu kimia menyangkut tiga level yaitu level
makroskopis yang menunjukkan fenomena-fenomena kimia yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari yang dapat diindera oleh mata seperti reaksi oksidasi
reduksi pada perkaratan besi. Bagaimana fenomena ini terjadi akan dijelaskan
melalui level mikroskopis yang mampu mereprentasikan tentang susunan dan
pergerakan partikel zat dalam suatu fenomena yang tidak langsung teramati oleh
siswa, level mikroskopis merupakan fenomena kimia yang nyata menunjukkan
tingkat partikulat sehingga tidak bisa
dilihat tetapi bisa digunakan untuk pergerakan electron, molekul, partikel dan
atom. Level simbolik adalah representasi yang berupa gambar, perhitungan kimia,
grafik dan komputasi (Johnstone, 2000 dalam Chittleborough, 2004). Untuk dapat
memahami ilmu kimia secara konseptual, dibutuhkan kemampuan untuk
merepresentasikan dan menterjemahkan masalah dan fenomena kimia tersebut
kedalam bentuk representasi level makroskopis, mikroskopis dan simbolik secara
simultan (Russel, et al., 1997; Bowen, 1998 dalam Ikhsanuddin, 2007).
Aspek
kimia bersifat “kasat mata” (visible),
artinya dapat dibuat fakta kongkritnya (makroskopis), dan sebagian aspek yang
lain “tidak kasat mata” (invisible),
artinya tidak bias dibuat fakta kongkritnya (sub-mikroskopis). Namun demikian,
aspek kimia yang tidak “kasat mata” masih bersifat “kasat logika”, artinya
kebenarannya bias dibuktikan dengan logika matematika atau kajian teoritik
(depdiknas, 2006). Atas dasar itu, pembelajaran konsep-konsep kimia memiliki
cirri-ciri khusus, terutama menekankan keterkaitan aspek makroskopis,
sub-mikroskopis dan simbolik (Chittleborough, 2004).
Gambar representasi ilmu kimia
Makroskopis
(cirinya dapat dilihat, dicium, didengar atau
dirasakan)
Simbolis Sub-mikroskopis
(representasi menggunakan (tingkat partikel dari materi)
berbagai macam bentuk)
Johnstone dalam Chittleborough (2004) membedakan ketiga levelrepresentasi
kimia mengenai materi dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Level
makroskopis terdiri dari fenomena kimia yang nyata yang mungkin langsung atau
tidak langsung sering menjadi bagian pengalaman siswa sehari-hari.
2. Level
sub-sub-mikroskopis terdiri dari fenomena kimia yang nyata yang menunjukan
tingkat partikulat sehingga tidak bisa dilihat bias digunakan untuk pergerakan
elektron, molekul, partikel atau atom.
3. Level
simbolik terdiri dari fenomena kimia yang nyata dan direpresentasikan kedalam
bentuk-bentuk berupa gambar, hitungan, dan grafik.
Salah satu materi pada
pembelajaran kimia adalah materi reaksi
reduksi oksidasi yang termasuk dalam level makroskopis adalah perkaratan pada
besi, pembakaran bahan bakar pada bensin dan minyak tanah, minyak goreng
menjadi tengik. Level sub-mikroskopisnya
adalah merepresentasikan susunan dan pergerakan
partikel zat pada reaksi perkaratan besi, pembakaran bahan bakar dan minyak
goreng menjadi tengik. Sedangkan level simboliknya adalah penentuan bilangan
oksidasi, menulis tata nama senyawa berdasarkan IUPAC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar