Model pembelajaran
inkuiri ilmiah (Scientific Inquiry Learning Model) merupakan salah satu model
yang memenuhi karakteristik dasar suatu model dan kondusif bagi
pengimplementasian pendekatan kontruktivisme.
Model inkuiri
pertama kali dikembangkan oleh Richad Suchman pada tahun 1962 yang memandang
hakikat belajar sebagai latihan berpikir melalui pertanyaan-pertanyaan. Dalam
Edi Hendri M., Suchman mengemukakan inti gagasan model inkuiri adalah (1) siswa
akan bertanya (inquire) bila mereka dihadapkan pada masalah yang membingungkan,
kurang jelas atau kejadian aneh (discrepant event); (2) siswa memiliki
kemampuan untuk menganalisis strategi berpikir mereka; (3) strategi berpikir
dapat diajarkan dan ditambahkan kepada siswa, dan (4) inkuiri dapat lebih
bermakna dan efektif apabila dilakukan dalam konteks kelompok.
1.
Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri
Kata inkuiri berasal dari bahasa inggris, yaitu ‘to inquire’. Dalam
Oxford Dictionary, sama dengan ‘enquire atau enquiry’ yang artinya ‘ask
somebody for information about something, ‘request for information about
something; investigation’ atau ‘act of asking questions or collecting
information about something or somebody’. Jadi, inkuir diartikan sebagai proses
bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukan.
Schmidt,
dalam Kurnia mengemukakan bahwa inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh
dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk
mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan
masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis. Sedangkan
National Science Education Standards (NSES) mendefinisikan inkuiri sebagai
aktivitas beraneka ragam yang meliputi observasi, membuat pertanyaan, memeriksa
buku-buku atau sumber informasi lain untuk melihat apa yang telah diketahui;
merencanakan investigasi; memeriksa kembali apa yang telah diketahui menurut
bukti eksperimen; menggunakan alat untuk mengumpulkan, menganalisa, dan
menginterpretasikan data, mengajukan jawaban, penjelasan dan prediksi, serta
mengkomunikasikan hasil.
Dari
beberapa pengertian inkuiri di atas dapat
disimpulkan bahwa inkuiri merupakan suatu proses untuk
memperoleh informasi melalui observasi atau eksperimen untuk memecahkan suatu
masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis.
Dari
sudut pandang pembelajaran, model umum
inkuiri adalah strategi bela jar mengajar yang
dirancang untuk membimbing siswa bagaimana
meneliti masalah dan pertanyaan berdasarkan
fakta. Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan
pembelajaran yang melibatkan secara maksimal
seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau
peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Piaget
mendefinisikan model inkuiri sebagai pembelajaran yang
mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan
eksperimen sendiri; dalam arti luas ingin
melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu,
ingin menggunakan simbol-simbol dan mencari jawaban atas pertanyaan sendiri,
menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa
yang ditemukan dengan yang ditemukan orang lain. Trowbridge & Bybee
mengemukakan “Inquiry is the process of defining and investigating problems,
formulating hypotheses, designing experiments, gathering data, and drawing
conculations about problems”. Menurut mereka inquiry adalah proses
mendefinisikan dan menyelidiki masalah-masalah, merumuskan hipotesis, merancang
eksperimen, menemukan data, dan menggambarkan kesimpulan masalah-masalah
tersebut. Lebih lanjut, dikemukakan bahwa esensi dari pengajaran inkuiri adalah
menata lingkungan atau suasana belajar yang berfokus pada siswa dengan
memberikan bimbingan secukupnya dalam menemukan konsep-konsep dan
prinsip-prinsip ilmiah.
Hamalik
(2003) menyatakan bahwa model pembelajaran inkuiri
adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa (student-centered strategy) di
mana kelompok siswa inquiry ke dalam suatu persoalan atau mencari jawaban
terhadap pertanyaan-pertanyaan di dalam suatu
prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas.
2.
Dasar Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri
Edi
Hendri Mulyana mengemukakan bahwa model pembelajaran inkuiri dipandang sebagai
model yang diasumsikan cukup akomodatif bagi penyelenggaraan pembelajaran sains
di sekolah dasar sekarang ini. Alasannya model ini menjembatani keadaan transisi
dari gaya pengajaran sains konvensional yang masih verbalistis serta minim
alat-alat, ke gaya pengajaran sains alternatif yang lebih proporisonal bagi
hakikat sains dan karakteristik siswa sekolah dasar.
Selain
itu, model pembelajaran ini mendukung empat karakteristik siswa, yaitu (1)
secara instinktif siswa selalu ingin tahu; (2) di dalam percakapan, siswa
selalu ingin berbicara dan mengkomunikasikan idenya; (3) dalam membangun
(kontruksi) pengetahuan, siswa selalu ingin membuat sesuatu; (4) siswa selalu
mengekspresikan diri; (5) perkembangan intelektual siswa SD berada pada jenjang
operasional konkret; dan (6) perkembangan sosial siswa SD berada pada fase
bermain.
Blosser
mengemukakan alasan rasional penggunaan metode inquiry adalah bahwa siswa akan
mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai Sains dan akan lebih tertarik
terhadap Sains jika mereka dilibatkan secara aktif dalam “melakukan” Sains.
Investigasi yang dilakukan oleh siswa merupakan tulang punggung metode inquiry.
Investigasi ini difokuskan untuk memahami konsep-konsep Sains dan meningkatkan
keterampilan proses berpikir ilmiah siswa. Diyakini bahwa pemahaman konsep
merupakan hasil dari proses berfikir ilmiah tersebut.
3.
Langkah-Langkah Pembelajaran Model Inkuiri
Proses belajar mengajar dalam model inkuiri terdiri dari lima fase,
yaitu:
Fase
I : penyajian masalah; berupa fenomena yang mengandung randa tanya
(rasa ingin tahu siswa)
Fase
II : Rencana pengumpulan data – verifikasi; untuk memecahkan
masalah
Fase III :
Pengumpulan data (melalui eksperimen dan jenis inkuiri lainnya)
Fase IV :
Pengorganisasian dan pengolahan data untuk formulasi kesimpulan.
Fase V : Analisis proses inkuiri; untuk mengetahui
langkah-langkah mana yang harus diperbaiki atau tidak berguna, atau ditemukan
masalah baru.
Fase VI : Merumuskan kesimpulan adalah
proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
Beberapa hal yang
harus dperhatikan guru apabila akan menyelenggarakan model inkuiri:
a.
Pada tahap persiapan
1)
Menentukan tujuan pembelajaran
2)
Menyiapkan penguasaan materi pendukung
3) Menetapkan perkiraan jenis dan data yang diperlukan
untuk memecahkan masalah atau tujuan penyelidikan
4)
Menyiapkan rancangan eksperimen/demonstrasi yang relevan
5)
Merancang skenario pembelajaran sesuai dengan fase-fase model
b.
Pada tahap penyelenggaraan
1)
Merumuskan masalah berdasarkan fenomena yang ingin dipelajari siswa
2)
Menentukan konsep/prinsip yang akan dikembangkan
3)
Menentukan proses ilmiah (jenis inkuiri) yang dikembangkan
4)
Menyiapkan dan memanfaatkan alat/bahan yang diperlukan
5)
Mengembangkan diskusi
6)
Memelihara tahapan kegiatan model inkuiri
7)
Menentukan tindak lanjut
4. Beberapa macam model pembelajaran inkuiri yang dikemukakan oleh Sund
dan Trowbridge diantaranya :
1. Guide Inquiry
Pembelajaran
inkuiri terbimbing yaitu suatu model pembelajaran inkuiri yang dalam
pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cuku luas kepada siswa.
Sebagian perencanaannya dibuta oleh guru , siswa tidak merumuskan problem atau
masalah. Dalam pembelajaran inkuiri terbimbing guru tidak melepas begitu saja
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Guru harus memberikan pengarahan
dan bimbingan kepada siswa dalam melakukan kegiatan-kegiatan sehingga siswa
yang berifikir lambat atau siswa yang mempunyai intelegensi rendah tetap mampu
mengikuti kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan dan siswa mempunyai tinggi
tidak memonopoli kegiatan oleh sebab itu guru harus memiiki kemampuan mengelola
kelas yang bagus.Beberapa macam model pembelajaran inkuiri yang dikemukakan
oleh Sund dan Trowbridge diantaranya :
2.
Guide Inquiry
Pembelajaran
inkuiri terbimbing yaitu suatu model pembelajaran inkuiri yang dalam
pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cuku luas kepada siswa.
Sebagian perencanaannya dibuta oleh guru , siswa tidak merumuskan problem atau
masalah. Dalam pembelajaran inkuiri terbimbing guru tidak melepas begitu saja
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Guru harus memberikan pengarahan
dan bimbingan kepada siswa dalam melakukan kegiatan-kegiatan sehingga siswa
yang berifikir lambat atau siswa yang mempunyai intelegensi rendah tetap mampu
mengikuti kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan dan siswa mempunyai tinggi
tidak memonopoli kegiatan oleh sebab itu guru harus memiiki kemampuan mengelola
kelas yang bagus.
Inkuiri
terbimbing biasanya digunakan terutama bagi siswa-siswa yang belum
berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri.Pada tahap-tahap awal
pengajaran diberikan bimbingan lebih banyak yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan
pengarah agar siswa mampu menemukan sendiri arah dan tindakan-tindakan yang
harus dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang disodorkan oleh guru.
Pertanyaan-pertanyaan pengarah selain dikemukakan langsung oleh guru juga
diberikan melalui pertanyaan yang dibuat dalam LKS. Leh sebab itu LKS dibuat
khusus untuk membimbing siswa dalam melakukan percobaan dan menarik kesimpulan.
3.
Modified Inquiry
Model
pembelajaran inkuiri ini memiliki ciri yaitu guru hanya memberikan permasalahan
tersebut melalui pengamatan, percobaan, atau prosedur penelitian untuk
memperoleh jawaban. Disamping itu , guru merupakan nara sumber yang tugasnya
hanya memberikan bantuan yang diperlukan untuk menghindari kegagalan dalam
memecahkan masalah.
4.
Free Inquiry
Pada
model ini siswa harus mengidentifikasikan dan merumuskan macam problema yang
dipelajari dan dipecahkan. Jenis model inkuiri ini lebih bebas daripada kedua
jenis inkuiri sebelumnya.
5.
Inquiry role Approach
Model
pembelajaran inkuiri pendekatan peranan ini melibatkan siswa dala tim-tim yang
masing-masing terdiri atas empat orang untuk memceahkan masalah yang diberikan.
Masing-masing anggota memegang peranan yang berbeda, yaitu sebagai koordinator
tim, penasihat teknis, pencatat data, dan evaluator proses.
6. Invitation
Into Inquiry
Model
inkuiri jenis ini siswa dilibatkan dalam proses pemecahan masalah dengan
cara-cara yang lai ditempuh para ilmuwan. Suatu undangan (invitation)
memberikan suatu problema kepada para siswa dan melalui pertanyaan masalah yang
telah direncanakan dengan hati-hati mengundang siswa untuk melakukan beberapa
kegiatan atau kalau mungkin semua kegiatan berikut:a) Merancang eksperimen, b)
Merumuskan Hipotesis , c) Menentukan sebab akibat, d) menginterpretasikan data,
e) Membuat grafik, f) Menentukan peranan diskusi dan kesimpulan dalam
merencanakan peneitian ,g) mengenal bagaimana kesalahan eksperimental mungkin
dapat dikurangi atau diperkecil.
7.
Pictorial Riddle
Pada
model ini merupakan metode mengajar yang dapat engembankan motivasi dan minat
siswa dalam diskusi kelompok kecil atau besar , Gamabar peragaan, atau situasi
sesungguhnya dapat digunakan untuk mningkatkan cara berfikir kritis dan kreatif
para siswa.Biasanya, suatu riddle berupa gambar dipapan tulis, poster, atau
diproyeksikan dari suatu transparansi, kemudian guru mengajukan pertanyaan yang
berkaitan dengan riddle itu.
8.
Synectics Lesson
Pada
jenis ini memusatkan keterlibatan siswa untuk membuat berbagai macam bentuk
kiasan supaya dapat membuka intelegensinya dan mengembangkan kreativitasnya.
Hal ini dapat dilaksanakan karena kiasan dapat membantu siswa dalam berfikir
untuk memandang suatu problema sehingga dapat menunjang timbulnya ide-ide
kreatif.
9. Value
Clarification
Pada
model pembelajaran inkuiri jenis ini siswa lebih difokuskan pada pemberian
kejelasan tentang suatu tata aturan atau nilai-nilai pada suatu proses
pembelajaran.
5. Ciri Utama Model
Pembelajaran Inkuiri
Selanjutnya
Sanjaya (2008;196) menyatakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri
utama model pembelajaran pembelajaran inkuiri. Pertama, model
pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk
mencari dan menemukan, artinya pendekatan inkuiri menempatkan siswa sebagai
subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai
penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka
berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. Kedua,
seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan
sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan
sikap percaya diri (self belief). Artinya dalam pendekatan inkuiri menempatkan
guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan
motivator belajar siswa. Aktvitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui
proses tanya jawab antara guru dan siswa, sehingga kemampuan guru dalam
menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri.
Ketiga, tujuan dari penggunaan model pembelajaran pembelajaran inkuiri adalah
mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental,
akibatnya dalam pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai
pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang
dimilikinya.
6.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Inkuiri
Setiap
model pembelajaran yang diterapkan dalam proses belajar mengajar memiliki
kelebihan dan kekurangan. Model pembelajaran inkuiri terbimbing memiliki
kelebihan tertentu. Kelebihan model pembelajaran inkuiri terbimbing yang
dikemukakan oleh Bruner (Wartono, 2003) yaitu :
a. Model pembelajaran inkuiri meningkatkan potensi intelektual
siswa. Hal ini dikarenakan siswa diberi kesempatan untuk mencari dan menemukan
sendiri jawaban dari permasalahan yang diberikan dengan pengamatan dan
pengalaman sendiri.
b. Ketergantungan siswa terhadap kepuasan ekstrinsik bergeser
kearah kepuasan intrinsik. Siswa yang telah berhasil menemukan sendiri sampai
dapat memecahkan masalah yang ada akan meningkatkan kepuasan intelektualnya
yang datang dari dalam diri siswa.
c. Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat penyelidikan karena
terlibat langsung dalam proses penemuan.
d. Belajar melalui inkuiri dapat memperpanjang proses ingatan.
Pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikiran sendiri akan lebih mudah
diingat.
e. Belajar dengan inkuiri, siswa dapat memahami konsepkonsep sains
dan ide-ide dengan baik.
f. Pengajaran menjadi terpusat pada siswa, salah satu prinsip
psikologi belajar menyatakan bahwa semakin besar keterlibatan siswa dalam
proses pembelajaran, maka semakin besar pula kemampuan belajar siswa tersebut.
Dalam pembelajaran inkuiri tidak hanya ditujukan untuk belajar konsep-konsep
dan prinsip-prinsip saja tetapi juga belajar pengarahan diri sendiri, tanggung
jawab, komunikasi dan sebagainya.
g. Proses pembelajaran inkuiri dapat membentuk dan mengembangkan
konsep diri siswa. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran inkuiri lebih
besar, sehingga memberikan kemungkinan kepada siswa untuk memperluas wawasan
dan mengembangkan konsep diri secara baik.
h. Tingkat harapan meningkat, tingkat harapan merupakan bagian
dari konsep diri. Ini berarti bahwa siswa memiliki keyakinan atau harapan dapat
menyelesaikan tugasnya secara mandiri berdasarkan pengalaman penemuannya.
i. Model pembelajaran inkuiri dapat mengembangkan bakat.
Manusia memiliki berbagai macam bakat, salah satunya adalah bakat akademik,
semakin banyak kebebasan dalam proses pembelajaran maka semakin besar
kemungkinan siswa untuk mengembangkan bakatbakat lainnya, seperti kreatif,
social, dan sebagainya.
j. Model pembelajaran inkuiri dapat menghindarkan siswa
belajar dengan hafalan. Pembelajaran inkuiri menekankan kepada siswa untuk
menemukan makna lingkungan sekelilingnya.
k. Model
pembelajaran inkuiri memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencerna dan
mengatur informasi yang didapatkan.
Selain memiliki
kelebihan, model pembelajaran inkuiri terbimbing juga memiliki kekurangan.
Adapun kekurangan dari model pembelajaran inkuiri terbimbing, yaitu:
a. Model pembelajaran inkuiri mengandalkan suatu kesiapan berpikir
tertentu siswasiswa yang mempunyai kemampuan berpikir lambat bisa kebingungan
dalam berpikir secara luas membuat abstraksi, menemukan hubungan antara
konsepkonsep dalam suatu mata pelajaran, atau menyusun apa yang telah mereka
peroleh secara tertulis atau lisan. Siswa siswa yang mempunyai kemampuan
berpikir tinggi bisa memonopoli model pembelajaran penemuan, sehingga
menyebabkan frustasi bagi siswasiswa lain.
b. Tidak efisien, khususnya untuk mengajar siswa yang berjumlah
besar sebagai contoh banyak waktu yang dihabiskan untuk membantu seorang siswa
dalam menemukan teori-teori tertentu.
c. Harapan-harapan dalam model pembelajaran ini dapat
terganggu oleh siswa-siswa dan guru-guru yang telah terbiasa dengan pengajaran
tradisional.
d. Pada bidang sains membutuhkan banyak fasilitas untuk menguji
ide-ide.
Daftar Pustaka
http://danokarsa.wordpress.com/2009/11/07/macam-macam-model-pembelajaran-inkuiri/http://carapedia.com/model_pembelajaran_inkuiri_info612.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar